Sabtu, 26 Maret 2011

STANDAR JAHE UNTUK BAHAN BAKU OBAT

·


Daftar Isi

Daftar isi
Prakata
1.    Ruang Lingkup
2.    Acuan Normatif
3.    Istilah dan Definisi
4.    Syarat Mutu
5.    Cara Pengambilan Contoh
6.    Cara Uji
7.    Cara Pengemasan
8.    Pemeriksaan Contoh
Bibliografi

Prakata

            Standar jahe untuk bahan baku obat disusun dan dirumuskan oleh Panitia Teknis 78A Produk Segar Pangan, Hortikultura dan Perkebunan dan elah dibahas dalam rapat konsensus nasional di Jakarta pada tanggal 18 Juni 2003 yang dihadiri oleh wakil-wakil produsen, konsumen, asosiasi, balai-balai penelitian, peguruan tinggi, serta  instansi pemerinah yang terkait.
            Standar ini disusun sebagai upaya untuk meningkatkan jaminan mutu (Quaity assurance) mengingat jahe untuk ahan baku obat banyak diperdagangkan serta mempengaruhi mutu dan produksi bat.
            Standar jahe untuk bahan baku obat disusun dengan mangacu pada :
a.      Undang-undang Republik Indonesia No. 12 tahun 1992, tentang Budidaya Tanaman.
b.      Peraturan Pemerinah No. 44 tahun 1995, tentang Perbenihan Tanaman.
c.      Keputusan Meneri Pertanian No. 170/Kpts/OT.210/3/2002, tentang Pelaksanaan Standardisasi Nasional di Bidang Pertanian.
d.      Keputusan Menteri Pertanian No. 803/Kpts/OT.210/7/1997, tentang Sertifikasi dan Pengawasan Benih Bina.

Jahe untuk bahan baku obat

1.    Ruang Lingkup
Standar ini meliputi acuan normatif, istilah dan definisi, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, yarat penandaan, dan cara pengemasan jahe untuk bahan baku obat.

2.    Acuan Normatif
SNI 19-0428-1998, Petunjuk pengambilan contoh padatan.
SNI 01-3193-1992, Penentuan kadar minak atsiri.

3. Istilah dan definisi
3. 1. Jahe segar untuk bahan baku obat
Rimpang (rhizoma) dari tanaman jahe (Zingiber officinale var. Emprit), yang sudah tua/matang fisiologis, berbentuk utuh dan segar serta dibersihkan (Gambar l).

3. 2. Kesegaran
Jahe dinyatakan segar apabila kulit jahe tampak halus/tidak mengkerut, kaku, dan mengkilat.

3. 3. Bentuk rimpang
Rimpang jahe dinyatakan utuh apabia maksimal 2 anak rimpang patah pada pangkalnya.

3. 4. Rimpang betunas
Jahe segar dinyatakan rimpang bertunas apabila salah satu atau beberapa ujung dari rimpang telah bertunas.

3. 5. Kenampakan irisan melintang
Jahe segar apabila diiris melintang pada alah satu rimpangnya dinyatakan cerah apabila penampangnya berwarna cerah khas jahe segar.

3. 6. Serangga hidup, hama dan penyakit lain
Semua organisme yang dapat dilihat dengan mata tanpa pembesaran.

3. 7. Rimpang yang terluka
Rimpang yang luka pada jaringan endodermis.

3. 8. Rimpang busuk
Rimpag dinyatakan busuk apabila terdapat bagian yang lebih lunak yang disebabkan jamur atau bakteri dari rimpag yang masih segar.

3. 9. Kadar akstrak yang larut dalam air
Persentase ekstrak yang larut dalam air dari bahan yang elah dikeringkan di udara.

3. 10. Kadar ekstrak yang larut dalam etanol
Persentase ekstrak yang larut dalam etanol dari bahan yang telah dikeringkan di udara.

3. 11. Jumlah telur nematoda
Jumlah telur nematoda yang ditemukan dalam tiap gram cuplikan kering.

4. Syarat Mutu

3.    1. Syarat umum


Tabel 1. Spesifikasi Persyaratan Umum
No.
Jenis Uji
Persyaratan
1
Kesegaran Jahe
Segar
2
Rimpang Bertunas
Tidak ada
3
Kenampakan Irisan Melintang
Cerah
4
Bentuk Rimpang
Utuh
5
Serangga Hidup dan Hama Lain
Bebas








4. 2. Syarat Khusus

Tabel 2. Spesifikasi Persyaratan Khusus

No.
Jenis Uji
Satuan
Persyaratan
1
Rimpang yg Terkelupas Kulitnya (R/jml R), Maks
%
5
2
Rimpag Busuk (R/jml R)
%
0
3
Kadar Abu, maks
%
5
4
Kadar Ekstrak yg Larut dalam Air, maks
%
15,6
5
Kadar kstrak yg Larut dalam Etanol, min
%
4,3
6
Benda Asing, Maks
%
2
7
Kadar Minak Atsiri, Min
%
1,5
8
Kadar Timbel, maks
mg/kg
1
9
Kadar Arsen
mg/kg
Negatif
10
Kadar Tembaga
mg/kg
30
11
Angka Lempeng Total
Koloni/g
1 X 107
12
Telur Nematoda
Butir/g
0
13
Kapang dan Khamir
Koloni/g
Maks. 104

5. Cara Pengambilan Contoh
Cara pengambilan conth sesuai SNI 06-0428-1998, Petunjuk pegambilan contoh padatan.

6. Cara Uji
6. 1.  Kadar Abu

Cara uji kadar abu sesuai SNI 01-3187-1992, Bumbu dan rempah-rempah, penentuan abu total.

6. 2. ekstrak yang larut dalam air

Metode ini digunakan untuk menentukan kadar zat terekstrak dalam air dari suatu bahan berdasarkan pada Materi Medika Indonesia, Jilid VI, 1995, Lampiran 9.

6. 2. 1. Bahan Kimia

Air deionisasi (air yang telah bebas dari ion-ion logam).

6. 2. 2. Peralatan

  1. Oven listrik
  2. Labu bersumbat
  3. Penyaring
  4. Cawan

6. 2. 3. Cara Kerja

Keringkan serbuk di udara, maserasi selama 24 jam, 5,0 g serbuk dengan 100 ml air kloroform (campuran 2,5 ml kloroform dengan air secukupnya hingga 1000 ml, kocok hinga larut) menggunakan labu bersumbat sambil berkali-ali dokocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring. Uapkan 20 ml filtrat hingga kering dalam cawan dangkal berdasarkan data yang telah di tera, Panaskan sisa pada suhu 105o  C hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam % ekstrak yang larut dalam air, dihitug terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.

6. 2. 4. Cara menyatakan hasil

Kadar ekstrak yang larut dalam air (atas dasar cuplikan kering), persen berat = 100 (W1 – W2) W

Keterangan: W1 adalah berat cawan dan isinya dalam g
                        W2 adalah berat cawan kosong dalam g.
                        W adalah berat dalam g cuplikan kering untuk pengujian.

6. 3. Kadar ekstrak yang larut dalam etanol

6. 3. 1. Ruang lingkup

Metode ini digunakan untuk menentukan kadar zat terekstrak dalam etanol dari suatu bahan berdasarkan pada Materia Medika Indonesia, Jilid VI, 1995, Lampiran 10.

6. 3. 2. Bahan kimia

Etanol 95 % (95 g etanol murni dalam 100 g larutan)

6. 3. 3. Peralatan
a.  Oven listrik
  1. Labu bersumbat
  2. Penyaring
  3. Cawan

6. 3. 4. Cara Kerja

Keringkan serbuk di udara, maserasi selama 24 jam, 5,0 g serbuk dengan 100 ml etanol (95 %), menggunakan labu bersumbat sambil bekali-kali dokocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring cepat dengan menghindarkan penguapan etanol, uapkan 20 ml filtrat hingga kering dalam awan dangkal berdasarkan rata yang elah ditera, panaskan sisa pada suhu 105o C hinga bobot tetap. Hitung kadar dalam persen ekstrak yang larut dalam etanol (95 %), dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.

6. 3. 5. Cara menyatakan hasil

Kadar ekstrak yang larut dalam etanol (atas dasar cuplikan kering) persen berat = 100 (W1 – W2) W

Keterangan: W1 adalah berat cawan dan isinya dalam g
                        W2 adalah berat cawan kosong dalam g.
                        W adalah berat dalam g cuplikan kering untuk pengujian.

6. 4. Benda Asing

Cara uji penentuan benda asing sesuai SNI 01-3185-1992, Bumbu dan rempah-rempah, penentuan benda asing.

6. 5. Kadar minyak atsiri

Cara uji penentuan kadar mnyak atsiri sesuai dengan SNI 06-3193-1992, Penentuan kadar minyak atsiri cassia Indonesia.

6. 6. Cemaran logam (timbal (Pb) dan tembaga (Cu)).

Cara uji cemaran logam timbal dan tembaga sesuai SNI 19-2896-1992, Cara uji cemaan logam, butir 3. 4.

6. 7. Cemaran Arsen.

Cara uji cemaran arsen sesuai SNI 19-2896-1992.Cara uji cemaran logam, butir 6.

6. 8. Angka lempeng total

Cara uji angka lempeng total sesuai SNI 19-2897-1992, Cara uji cemaran mikroba, Butir 8.
Cara pemeriksaan mikroba No. 1.

6. 9. Telur nematoda

6. 9. 1. Ruang lingkup

Metode ini digunakan untuk menghitung jumlah telur nematoda per gram cuplikan kering.

6. 9. 2. Prinsip

Telur nematoda akan terbawa pada larutan NaCl jenuh dan jumlahnya dihitung di bawah mikroskop.

6. 9. 3. Bahan kimia

Larutan garam NaCl jenuh (1 gram NaCl dalam 30 ml larutan).

6. 9. 4. Peralatan

  1. Timbangan anaitik,
  2. Saringan teh,
  3. Mikrofilter ukuran 0,25 mm,
  4. Slide mc master,
  5. Mikroskop binokuler.

6. 9. 5. Cara kerja

Cuplikan ditimbang dengan jumlah tertentu kemudian dicuci bersih dengan larutan garam jenuh. Hasil cucian disaring dengan saringan teh kemudian dilanjutkan dengan mikrofilter. Filtrat yang diperoleh dimasukkan ke dalam slide Mc Master dan didiamkan selama 5 menit. Jumlah telur dihitung pada 1, 2, 3, 4, dan 5 strip.

6. 9. 6.Cara menyatakan hasil

Hasil perhitungan pada strip 1, 2, 3, 4, dan 5 dikalikan dengan 300, 150, 75, dan 60, kemudian dibagi dengan bobot cuplikan kering. Hasil yang dperoleh merupakan nlai terhitung per gram cuplikan.

7. Syarat penandaan

Kemasan diberi label yang ditulis dengan bahan yang aman yang tidak luntur, data mudah terbaca dengan isi minimal sebagai berikut:
a)    Jenis / varietas
b)    Kadar air
c)    Tanggal panen
d)    Masa kadaluwarsa.

8. Cara pengemasan

Produk dikemas dalam suatu tempat/wadah yang tidak mengkontaminasi produk memungkinkan sirkulasi udara yang baik secara merata.

0 komentar: